Sambil
menyelam minum air, nampaknya peribahasa ini cocok untuk menggambarkan apa yang
saya alami selama 2 minggu di kampung inggris Pare, Kediri pada liburan tahun
lalu. Tak hanya refreshing untuk
melepas penat, Kampung Inggris Pare juga menawarkan paket “wisata pendidikan”
yang unik dan menarik.
Pertama
kali mendengar nama ‘Kampung Inggris’, rasa penasaran saya langsung tergelitik.
Apakah itu kampung yang dihuni oleh orang inggris? Rasa penasaran saya terjawab
ketika kakak saya sendiri (yang saat itu baru lulus sekolah dan ingin
melanjutkan ke perguruan tinggi) pergi ke Kampung Inggris Pare atas rekomendasi
dari sahabatnya. Saking bentahnya, kakak saya sampai menghabiskan waktu satu
tahun lebih disana. Sepulangnya dari Kampung Inggris, saya sempat dibuat amazed dengan kefasihan kakak saya dalam
berbahasa Inggris (maklum, sebelumnya kakak saya tidak begitu mahir berbahasa
Inggris).
Usut
punya usut, ternyata kemahiran bahasa Inggrisnya diperoleh dari kunjungannya ke
Kampung Inggris Pare. “Di satu kampung itu ada banyaaaaak banget tempat kursus bahasa
Inggris. Dari anak-anak, remaja, orang
dewasa bahkan tukang pecel sekalipun hampir semuanya bisa bahasa Inggris.
Jangan takut kalo nggak bisa sama sekali (bahasa Inggris),
karena disana tuh diajarin dari dasar
banget. Gimana nggak cepet bisa, orang dari bangun tidur sampai mau tidur
lagi wajib pake bahasa Inggris.” Ungkapnya antusias.
Jadi bukan karena kampung itu ditinggali oleh banyak orang Inggris, melainkan banyak sekali tempat kursus bahasa Inggris disana. Bahasa Inggris juga seperti sudah menjadi bahasa sehari-hari disana karena hampir semua penduduk desa itu menggunakan bahasa Inggris dalam percakapan mereka sehari-hari.
Satu kata yang terlintas di benak saya. Wow!
Melihat “kesuksesan” kakak saya dalam memperdalam bahasa Inggris, saya pun ikut “terpanggil” untuk datang ke sana dan merasakan langsung sensasi belajar bahasa Inggris disana.
Satu kata yang terlintas di benak saya. Wow!
Melihat “kesuksesan” kakak saya dalam memperdalam bahasa Inggris, saya pun ikut “terpanggil” untuk datang ke sana dan merasakan langsung sensasi belajar bahasa Inggris disana.
Akhirnya
pada liburan semester tahun lalu, saya memutuskan untuk mengisi liburan di Kampung
Inggris Pare. Bersama tiga orang sahabat saya, saya berangkat ke sana dengan
menumpangi kereta api Stasiun Senen, Jakarta menuju Stasiun Kediri. Setiba di
Stasiun Kediri, sudah banyak orang yang menawarkan mobil sewaan (Biasa yang
disebut omprengan/carteran) untuk
tiba di Desa Tulungrejo, tempat dimana kampung Inggris terletak.
Sesampainya
saya disana, suasana desa yang hijau nan asri menyambut saya. Banyak siswa
siswi lalu lalang menggunakan sepeda untuk pergi ke tempat kursus. Suasanya
yang benar-benar berbeda dari kota Jakarta yang selama ini saya tinggali. Saya
lalu pergi ke sebuah rumah makan untuk mengisi perut. Saya langsung
terkagum-kagum dengan percakapan-percakapan sehari-hari di desa itu.
“Hey,
How’s life guys?”
“Everything’s
running well. And how about you?”
“Fine.”
Itulah
percakapan yang terjadi antara seorang gadis remaja dan teman- temannya di
sebuah warung sederhana di Desa Tulungrejo, sekitar 20 Km dari Kota Kediri.
Jangan heran jika di desa itu menemui anak-anak ber-cas-cis-cus dalam Bahasa
Inggris. Entah itu di warung atau tempat nongkrong anak-anak muda. Mulai
percakapan dengan topik serius, sampai banyolan, semua dilafalkan dalam bahasa
Inggris.
BEC salah satu lembaga kursus yang terkemuka di Pare |
Terdapat
beberapa lembaga kursus yang terkenal di Pare seperti Mahesa, BEC, Kresna, Marvelous,
Elfast, Daffodils dll. Harga yang ditawarkan juga relative murah. Rata-rata satu
mata pelajaran (misalanya grammar) pada waktu itu hanya sekitar Rp. 75.000/ 2
minggu. Namun ada juga beberapa tempat kursus yang menyediakan paket kursus
(misalnya pronunciation, grammar, speaking, dll dalam satu paket) dengan harga
berkisar Rp. 400.000 – 500.000an tergantung lembaga kursusnya.
Selama
2 minggu disana, saya tinggal di “Camp”
yang berbasis English area. Camp adalah
istilah untuk tempat tinggal siswa selama mengikuti kursus di Kampung Inggris
Pare. Camp biasanya seperti tempat
kos kebanyakan, dengan fasilitas seperti tempat tidur/kasur, lemari, kamar
mandi, dan fasilitas tambahan tergantung camp
masing-masing. Biaya camp juga beragam.
Camp yang saya tempati waktu itu biayanya sekitar Rp.75.000/2 minggu.
Di
area Camp yang berbasis English area,
kita diwajibkan untuk menggunakan bahasa Inggris setiap saat. Jika kedapatan
menggunakan bahasa Indonesia atau bahasa daerah lainnya, kita akan diberi
sanksi berupa denda atau sanksi lain sesuai peraturan yang berlaku di Camp tersebut. Program English area ini
saya rasa sangat membantu saya dalam melatih dan memperlancar bahasa Inggris.
Kaalu ada kata-kata yang tidak kita tahu, kita bisa menanyakanya pada mentor yang mengelola Camp tersebut. Juga ada program menghafalkan
vocabulary, presentasi, dll setiap
habis salat Subuh, dan habis salat Maghrib. Program tersebut tentunya diluar
dari program kursus (program Camp
tersendiri). Namun bagi Anda yang ingin tinggal tempat kos biasa (bukan English
area) disana juga tersedia.
Setelah
2 minggu disana, Alhamdulillah, saya merasakan kemampuan bahasa Inggris saya
meningkat. Selama disana lidah kita dirubah menjadi lidah orang bule. Dalam artian, pengucapan bahasa
Inggris kita benar-benar dilatih untuk menjadi seperti layaknya penutur asli. Tenaga
pengajar juga sangat berpengalaman dan sangat mahir sehingga memudahkan kita
untuk mempelajari bahasa Inggris thoroughly.
Kenyamanan, keasrian, dan kesederhanaan suasana di Kampung Inggris Pare benar-benar menjadi daya tarik dan kesan tersendiri
dalam mempelajari bahasa Inggris. Berbeda dengan kesan formal selama belajar di kampus/sekolah. Kampung Inggris Pare benar-benar merupakan alternatif kursus bahasa Inggris yang efektif dengan budget yang minimalis. Disamping itu keramah-tamahan warganya membuat
saya kerasan disana. Lain kali jika
ada kesempatan, saya ingin sekali kembali tempat indah itu.
Kampung Inggris Pare memang cocok untuk belajar Bahasa Inggris dan apabila kita jenuh, kita juga bisa refreshing di tempat-tempat wisata :)
ReplyDeleteSetuju sekali :)
ReplyDeleteditunggu lagi kedatangannya di kampung inggris :)
ReplyDelete